Day 1: Jalan-jalan murah Surabaya - LLCT – KL
Maret 2012
Ini dia liputan yang dimaksudkan di blog sebelumnya. Hari ini berdua dengan teman saya, kami akan mengunjungi negeri sebarang dengan ala backpack-koper … dengan mengambil penerbangan paling pagi Airasia dari Surabaya ke LCCT pkl 5.50. jadilah kami berdua jam 3 subuh sudah berangkat dari rumah.
Ternyata, di bandara belum ada petugas yang stand-by, ck ckckckc, padahal ini bandara internasional. Terasa bedanya dengan bandara Suvarnabhumi (Bangkok), Changi (Singapore) dan LCCT (KL) …. Grgrgr, katanya harus cek in min 2 jam sebelumnya, ternyata masih blm ada petugas …. Setelah nunggu lamaaaaaaaaaa, berdiri n pegal karena-banyak-yang-merokok-di-area-tempat-duduk (hate yang merokok di tempat umum: kalau mau sakit jangan ajak2 orang dooooong) akhirnya ada petugas…
Di gate yaitu di lantai 2, ada petugas bandara rese, kami tidak diperbolehkan masuk katanya pindah ke gate lain katanya belum ada jadwal, padahal petugas counter AA kasih tahu kalau boarding di gateX. Petugas AA akhirnya bicara dengan petugas bandara tersebut dan kami akhirnya boleh masuk ke ruang boarding X. Bapaknya gimana sih, jelas2di layar monitor depan gate ada jadwal dan plot ruangan boarding kok dibaca sih pak?? tidak professional apalagi untuk ukuran bandara internasional
Perjalanan 2 jam lebih, dimanfaatkan untuk tidur di pesawat, lumayan jadi tidak merasakan lamanya perjalanan.
…. Akhirnya sampai juga di LCCT pkl 9 lebih, menghitung2 waktu yang agak mepet, maka kami bergegas tukar koin ringgit untuk telepon booking hotel di Penang. Setelah keluar dari imigrasi ada beberapa counter tiket bus.Akhirnya kami membeli tiket bus Aeroline dari LCCT ke KL Sentral, 1 way 8 ringgit, kami beli pp 14 ringgit per orang.
Busnya lumayan bagus, ber-AC, tapi nunggunya lama. IMHO Mungkin mereka menunggu penumpang penuh, jadi tidak berdasarkan jadwal.
Sampai di KL Sentral, kami mencari penitipan tas/koper kami, karena kopernya gedhe2, kena biaya 20 ringgit. Ada lagi yang lebih kecil lokernya bianya 15 ringgit, 10 ringgit dan 5 ringgit. Petugasnya bilang tidak boleh lewat dari tengah malam.
Tujuan kami berikutnya adalah ke terminal Puduraya untuk membeli tiket bis ke Hatyai. Dari KL Sentral naik kereta turun di Pasar Rakyat (seharusnya).Namun karena kami juga bertanya2 pada satu ibu2 dan mendapatkan jawaban harusnya turun di Mesjid Jamek, akhirnya kami agak muter2 berjalan kaki, setiap dua blok tanya2 direction ke Puduraya …. di tengah jalan kami mampir di satu warung nasi yang uuenak, sayangnya kami tidak memfoto alamatnya dengan jelas. Feeling aja kalau lihat orang berjubel2 kami langsung masuk ..
Di luar terminal Puduraya ada beberapa calo-calo bis orang yang menanyakan hendak kemana etc. Puduraya ini merupakan terminal yang melayani semua bis ke luar kota, bahkan ke Singapura, Thailand (Hatyai dll). Pernah baca dari blog orang, akhirnya kami membeli tiket, kumpul pkl 9 malam, berangkat 10.30 pm, kena 65 ringgit/orang.
Habis itu kami jalan kaki dari Puduraya ke Chinatown, don’t ask me the direction, sepanjang jalan kami terus tanya orang akhirnya bisa sampai .. karena masih sore belum banyak yang berjualan, dan iseng2 kami menyusuri belakang toko ternyata itu foodcourt tradisional. Perut masih kenyang jadi hanya mencoba minuman barley, 1 ringgit. Segarrr..
Lepas dari sana kami berjalan kaki ke Pasar Seni. Sebenarnya tidak terlalu special bagi yang tidak suka shopping. Isinya barang2 seni, kerajinan tangan. Malah kami melihat kerajinan dari batik yang motifnya mirip dengan produk di negeri Indonesia.
Dari Pasar Seni kami pun kembali naik bis ke Sungei Wang. Ini tempat shopping yang tidak terlalu mahal, dan bisa dijangkau dengan (kereta) monorail. Di sana saya sempat mampir ke counter Shizens, kosmetik Korea. Saya dicobakan 2 produk, 1 maskara yang bisa menambah panjang dan volume bulu mata dan lip painter. Yang maskara hasilnya sangat bagus, sampai aku pangling namun maskaranya sangat perih di mataku yang sensitive.. Lip painternya ada dua sisi yang warna putih untuk mengembalikan warna bibir ke warna natural, kemudian satu sisi lain isinya lipgloss untuk memberikan kilau di bibir. yang lip painter sangat kusuka, hanya saja harganya selangit biarkan menjadi my wish list.
Dari Sungei Wang kami kembali ke KL Sentral naik kereta, tanya2 saja ke petugas mall mana pintu yang langsung menuju ke monorail. Kami menyasar lagi dalam hal ini. Karena kami turun di stasiun KL Sentral, yang ternyata bukan KL Sentral tempat kami menitipkan koper. Jadi kami bergegas tanya2 ke beberapa orang dan (Praise the Lord) mereka bersedia memberikan arahan. Kamipun jalan kaki ke KL Sentral, n ternyata cukup jauuh dari stasiun KL Sentral. Dari KL Sentral kami naik monorail ke terminal Puduraya turun di stasiun Plaza Rakyat. Nah di sini mulai lagi perjuangan. Koper kami cukup besar dan berat agak merepotkan karena harus naik turun tangga dan berjalan kaki … benar2 perjalanan yang menegangkan karena takut ditinggal oleh bis.
Sampai juga di Puduraya dengan keringat2 sebesar biji jagung dan ngos-ngosan … weks, tidak recommended membawa barang banyak dan pakai acara nyasar sementara mengejar jadwal bis luar kota … baru kusadari bahwa kami hanya mendapat kwitansi, dan bukannya tiket bis. Untungnya walaupun kami membeli tiketnya dari calo ternyata kwitansinya bisa berlaku... hiks, hanya saja karena menunggu masih lama saya iseng naik ke counter tiket di lt.1, sebelum sampai counter masih ditanya2 sama petugas2 berbaju sipil ‘hendak kemana’…
Iseng mengecek ke counter KK harganya tidak segitu, terpaut 10 ringgit hiks hiks.. Tips jangan pernah membeli tiket di luar terminal, beli langsung di counter Puduraya.. especially if on budget travelling...
Dan untungnya lagi bis KK ini sangat lega, tempat duduknya 1 2, dan bisa disetel untuk posisi tidur ... minusnya - jorok, sempat melihat binatang2 kecil berseliweran di lantai bus ... jadilah malam itu kami bermalam di bis, usai sudah perjalanan hari pertama ..
Next ... Hatyai
Ini dia liputan yang dimaksudkan di blog sebelumnya. Hari ini berdua dengan teman saya, kami akan mengunjungi negeri sebarang dengan ala backpack-koper … dengan mengambil penerbangan paling pagi Airasia dari Surabaya ke LCCT pkl 5.50. jadilah kami berdua jam 3 subuh sudah berangkat dari rumah.
Ternyata, di bandara belum ada petugas yang stand-by, ck ckckckc, padahal ini bandara internasional. Terasa bedanya dengan bandara Suvarnabhumi (Bangkok), Changi (Singapore) dan LCCT (KL) …. Grgrgr, katanya harus cek in min 2 jam sebelumnya, ternyata masih blm ada petugas …. Setelah nunggu lamaaaaaaaaaa, berdiri n pegal karena-banyak-yang-merokok-di-area-tempat-duduk (hate yang merokok di tempat umum: kalau mau sakit jangan ajak2 orang dooooong) akhirnya ada petugas…
Di gate yaitu di lantai 2, ada petugas bandara rese, kami tidak diperbolehkan masuk katanya pindah ke gate lain katanya belum ada jadwal, padahal petugas counter AA kasih tahu kalau boarding di gateX. Petugas AA akhirnya bicara dengan petugas bandara tersebut dan kami akhirnya boleh masuk ke ruang boarding X. Bapaknya gimana sih, jelas2di layar monitor depan gate ada jadwal dan plot ruangan boarding kok dibaca sih pak?? tidak professional apalagi untuk ukuran bandara internasional
Perjalanan 2 jam lebih, dimanfaatkan untuk tidur di pesawat, lumayan jadi tidak merasakan lamanya perjalanan.
…. Akhirnya sampai juga di LCCT pkl 9 lebih, menghitung2 waktu yang agak mepet, maka kami bergegas tukar koin ringgit untuk telepon booking hotel di Penang. Setelah keluar dari imigrasi ada beberapa counter tiket bus.Akhirnya kami membeli tiket bus Aeroline dari LCCT ke KL Sentral, 1 way 8 ringgit, kami beli pp 14 ringgit per orang.
Busnya lumayan bagus, ber-AC, tapi nunggunya lama. IMHO Mungkin mereka menunggu penumpang penuh, jadi tidak berdasarkan jadwal.
Sampai di KL Sentral, kami mencari penitipan tas/koper kami, karena kopernya gedhe2, kena biaya 20 ringgit. Ada lagi yang lebih kecil lokernya bianya 15 ringgit, 10 ringgit dan 5 ringgit. Petugasnya bilang tidak boleh lewat dari tengah malam.
Tujuan kami berikutnya adalah ke terminal Puduraya untuk membeli tiket bis ke Hatyai. Dari KL Sentral naik kereta turun di Pasar Rakyat (seharusnya).Namun karena kami juga bertanya2 pada satu ibu2 dan mendapatkan jawaban harusnya turun di Mesjid Jamek, akhirnya kami agak muter2 berjalan kaki, setiap dua blok tanya2 direction ke Puduraya …. di tengah jalan kami mampir di satu warung nasi yang uuenak, sayangnya kami tidak memfoto alamatnya dengan jelas. Feeling aja kalau lihat orang berjubel2 kami langsung masuk ..
Di luar terminal Puduraya ada beberapa calo-calo bis orang yang menanyakan hendak kemana etc. Puduraya ini merupakan terminal yang melayani semua bis ke luar kota, bahkan ke Singapura, Thailand (Hatyai dll). Pernah baca dari blog orang, akhirnya kami membeli tiket, kumpul pkl 9 malam, berangkat 10.30 pm, kena 65 ringgit/orang.
Habis itu kami jalan kaki dari Puduraya ke Chinatown, don’t ask me the direction, sepanjang jalan kami terus tanya orang akhirnya bisa sampai .. karena masih sore belum banyak yang berjualan, dan iseng2 kami menyusuri belakang toko ternyata itu foodcourt tradisional. Perut masih kenyang jadi hanya mencoba minuman barley, 1 ringgit. Segarrr..
Lepas dari sana kami berjalan kaki ke Pasar Seni. Sebenarnya tidak terlalu special bagi yang tidak suka shopping. Isinya barang2 seni, kerajinan tangan. Malah kami melihat kerajinan dari batik yang motifnya mirip dengan produk di negeri Indonesia.
Dari Pasar Seni kami pun kembali naik bis ke Sungei Wang. Ini tempat shopping yang tidak terlalu mahal, dan bisa dijangkau dengan (kereta) monorail. Di sana saya sempat mampir ke counter Shizens, kosmetik Korea. Saya dicobakan 2 produk, 1 maskara yang bisa menambah panjang dan volume bulu mata dan lip painter. Yang maskara hasilnya sangat bagus, sampai aku pangling namun maskaranya sangat perih di mataku yang sensitive.. Lip painternya ada dua sisi yang warna putih untuk mengembalikan warna bibir ke warna natural, kemudian satu sisi lain isinya lipgloss untuk memberikan kilau di bibir. yang lip painter sangat kusuka, hanya saja harganya selangit biarkan menjadi my wish list.
Dari Sungei Wang kami kembali ke KL Sentral naik kereta, tanya2 saja ke petugas mall mana pintu yang langsung menuju ke monorail. Kami menyasar lagi dalam hal ini. Karena kami turun di stasiun KL Sentral, yang ternyata bukan KL Sentral tempat kami menitipkan koper. Jadi kami bergegas tanya2 ke beberapa orang dan (Praise the Lord) mereka bersedia memberikan arahan. Kamipun jalan kaki ke KL Sentral, n ternyata cukup jauuh dari stasiun KL Sentral. Dari KL Sentral kami naik monorail ke terminal Puduraya turun di stasiun Plaza Rakyat. Nah di sini mulai lagi perjuangan. Koper kami cukup besar dan berat agak merepotkan karena harus naik turun tangga dan berjalan kaki … benar2 perjalanan yang menegangkan karena takut ditinggal oleh bis.
Sampai juga di Puduraya dengan keringat2 sebesar biji jagung dan ngos-ngosan … weks, tidak recommended membawa barang banyak dan pakai acara nyasar sementara mengejar jadwal bis luar kota … baru kusadari bahwa kami hanya mendapat kwitansi, dan bukannya tiket bis. Untungnya walaupun kami membeli tiketnya dari calo ternyata kwitansinya bisa berlaku... hiks, hanya saja karena menunggu masih lama saya iseng naik ke counter tiket di lt.1, sebelum sampai counter masih ditanya2 sama petugas2 berbaju sipil ‘hendak kemana’…
Iseng mengecek ke counter KK harganya tidak segitu, terpaut 10 ringgit hiks hiks.. Tips jangan pernah membeli tiket di luar terminal, beli langsung di counter Puduraya.. especially if on budget travelling...
Dan untungnya lagi bis KK ini sangat lega, tempat duduknya 1 2, dan bisa disetel untuk posisi tidur ... minusnya - jorok, sempat melihat binatang2 kecil berseliweran di lantai bus ... jadilah malam itu kami bermalam di bis, usai sudah perjalanan hari pertama ..
Next ... Hatyai
Comments