Day 4: Jalan-jalan murah Penang
Pagi ini kami bangun di Penginapan di dekat Jalan Callister, Penang. Letaknya di daerah backpacker jadi untuk kebutahan para bakcpacker terjamin, mulai dari makanan street-hawker yang menggiurkan hanya sejauh satu blok jalan kaki, bis kota, toko seperti 7-11.
Bangun pagi kami bersiap untuk sarapan di dekat penginapan, makan kwetiau yang merupakan makanan khas Penang. Kuetiaunya enak sekitar 4 - 5 ringgit, mirip dengan kue tiau di Surabaya. Yang mahal minumnya, hampir seharga dengan kue tiaunya :(. Tidak lupa kami membeli air minum 5 liter di 7-11 untuk dua orang. Kami telah diberi peta wisata Penang, di dalamnya ada informasi no lambung bis dan rutenya. Jadi pagi ini kami akan pergi ke tempat terjauh, yaitu Kelenteng, kemudian ke Bukit Bendera.
Sebelum mencapai Kelenteng yang di bukit, kami melewati toko pia, dan kami mampir. Ada pia kacang ijo yang harganya murah, sebagai perbanding pia cap Mangkok harganya sekitar 8.000 di Surabaya kalau pia ini harganya sekitar Rp 5.000,- memang lebih kecil dari pia cap Mangkok tapi harganya cukup reasonable.
Di kelenteng ini arsitekturnya sangat bagus, terlihat sekali nuansa arsitektur Cina seperti yang ada di film-film. Tempatnya cukup luas, dan beberapa kali perlu mendaki untuk bisa mencapai kelentengnya. Kami sempat mengambil beberapa foto narsis sebelum akhirnya turun. Untuk mencapat tempat ini ada seperti jalan mendaki yang di sepanjang jalan tersebut banyak pedagang suvenir topi, aksesoris, pakaian, tas, dsb.
Kami pun mampir di toko pia yang sebelumnya kami datangi. Berhubung teman saya sayang adik sayang kakak sayang semuanya akhirnya dia memborong 10 bks pia. Saya awalnya hanya sayang diri sendiri kemudian bertambah sayang teman-teman akhirnya juga saya join-the-club turut membeli 10 bks. Padahal tempat ini adalah tempat pertama dimana kami akan melanjutkan ke beberapa tempat wisata lainnya sepanjang hari itu.
Kami pun menunggu bis yang nomornya tertera di peta. Perhentian berikutnya di Bukit Bendera, dimana ada kereta yang kemiringannya 45 derajat. Setelah mengecek informasi harga tiketnya, tidak jadilah kami naik keretanya. Cukup berfoto-foto di venue Bukit Bendera.
Setelah itu kami berencana untuk mengunjungi benteng. Di sini tempatnya bernuansa heritage kolonial, it will be a good place untuk foto prawed ... dan kami pun tidak melewatkan kesempatan untuk berfoto ria di sini.
Malamnya kami makan di dekat penginapan:
for me: wan tan mie. warnanya sausnya hitam dan rasanya enak.
Bisa dibayangkan sukacita kami yang tadinya timbul waktu menemukan pia ini, berangsur-angsur menjadi jengkel karena ternyata membawa 20 bks pia berjalan kaki keliling kota itu sangat melelahkan.
Bangun pagi kami bersiap untuk sarapan di dekat penginapan, makan kwetiau yang merupakan makanan khas Penang. Kuetiaunya enak sekitar 4 - 5 ringgit, mirip dengan kue tiau di Surabaya. Yang mahal minumnya, hampir seharga dengan kue tiaunya :(. Tidak lupa kami membeli air minum 5 liter di 7-11 untuk dua orang. Kami telah diberi peta wisata Penang, di dalamnya ada informasi no lambung bis dan rutenya. Jadi pagi ini kami akan pergi ke tempat terjauh, yaitu Kelenteng, kemudian ke Bukit Bendera.
Sebelum mencapai Kelenteng yang di bukit, kami melewati toko pia, dan kami mampir. Ada pia kacang ijo yang harganya murah, sebagai perbanding pia cap Mangkok harganya sekitar 8.000 di Surabaya kalau pia ini harganya sekitar Rp 5.000,- memang lebih kecil dari pia cap Mangkok tapi harganya cukup reasonable.
Di kelenteng ini arsitekturnya sangat bagus, terlihat sekali nuansa arsitektur Cina seperti yang ada di film-film. Tempatnya cukup luas, dan beberapa kali perlu mendaki untuk bisa mencapai kelentengnya. Kami sempat mengambil beberapa foto narsis sebelum akhirnya turun. Untuk mencapat tempat ini ada seperti jalan mendaki yang di sepanjang jalan tersebut banyak pedagang suvenir topi, aksesoris, pakaian, tas, dsb.
Kami pun mampir di toko pia yang sebelumnya kami datangi. Berhubung teman saya sayang adik sayang kakak sayang semuanya akhirnya dia memborong 10 bks pia. Saya awalnya hanya sayang diri sendiri kemudian bertambah sayang teman-teman akhirnya juga saya join-the-club turut membeli 10 bks. Padahal tempat ini adalah tempat pertama dimana kami akan melanjutkan ke beberapa tempat wisata lainnya sepanjang hari itu.
Kami pun menunggu bis yang nomornya tertera di peta. Perhentian berikutnya di Bukit Bendera, dimana ada kereta yang kemiringannya 45 derajat. Setelah mengecek informasi harga tiketnya, tidak jadilah kami naik keretanya. Cukup berfoto-foto di venue Bukit Bendera.
Setelah itu kami berencana untuk mengunjungi benteng. Di sini tempatnya bernuansa heritage kolonial, it will be a good place untuk foto prawed ... dan kami pun tidak melewatkan kesempatan untuk berfoto ria di sini.
Malamnya kami makan di dekat penginapan:
for me: wan tan mie. warnanya sausnya hitam dan rasanya enak.
Bisa dibayangkan sukacita kami yang tadinya timbul waktu menemukan pia ini, berangsur-angsur menjadi jengkel karena ternyata membawa 20 bks pia berjalan kaki keliling kota itu sangat melelahkan.
Comments